Archive for October, 2014

Management by Objectives

Proses MBO

Istilah “Management by Objectives” pertama kali dipakai oleh Peter Drucker pada tahun 1954 dalam bukunya The Principle of Management. Sebagai pendekatan manajemen, MBO dikembangkan lebih lanjut oleh para ahli teori manajemen, diantaranya Douglas McGregor, George Odioner, dan John Humble .

Sistem MBO tujuh langkah

Object

Object

  • Tentukan hasil – hasil akhir
  • Tentukan apakah dia bertautan dengan tujuan organisasi.
  • Atasan bersama – sama dengan bawahan berunding dalam menentukan sasaran – sasaran
  • Menyusun kegiatan untuk mencapai sasaran – sasaran
  • Susunlah tugas – tugas
  • Tentukan batas – batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan
  • Monitor dan laporan

 

Objectives

Objectives

Sumber

1. Google Pict. Object (Accsess on November 2, 2014)

2. Google Pict. Objectives  (Accsess on November 2, 2014)

3. Fatah, Nanang. (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.


Fatah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. 2008. hlm 35

Standarisasi pendidikan Amerika Serikat

Gerakan standarisasi pendidikan nasional merupakan isu politik. Sejak itulah masyarakat Amerika Serikat lebih menyadari bahwa pendidikan dan politik memang tidak dapat dipisah – pisahkan. Ada empat perkembangan mengapa kekuasaan politik dan kekuasaan pendidikan saling bertautan.

1. Budget pendidikan yang dikeluarkan, baik oleh pemerintah Federal ataupun pemerintah negara bagian, semakin lama semakin besar.

2. Kebijakan pendidikan selalu akan menyangkut masalah nasional

3. Masalah pendidikan menjadi bahan kontrol dari tingkat – tingkat pemerintahan

4. Masyarakat menyadari bahwa keputusan – keputusan pemerintah sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan anak – anaknya

Dalam perkembangan, campur – tangan pemerintah federal dan pemerintah negara bagian dalam peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu arus balik dari pemerintahan federalisme yang terkenal memberikan kebebasan yang sebesar – besarnya kepada warga negara untuk menentukan pendidikannya sendiri.

Sumber :

1. Tilaar, H.A.R. (2009). Kekuasaan dan Pendidikan; Manajemen Pendidikan Nasional dalam pusaran kekuasaan . Jakarta : Rineka Cipta,


Tilaar, H.A.R. Kekuasaan dan Pendidikan; Manajemen Pendidikan Nasional dalam pusaran kekuasaan. 2009. hlm.258

Peruskoulu

Peruskoulu yang baru mengharuskan guru – guru yang sebelumnya bekerja disekolah yang sangat berbeda, yaitu sekolah grammar yang akademik dan civic school yang berorientasi kerja, untuk mulai bekerja disekolah yang sama dengan siswa – siswa yang kemampuannya beragam. Seperti yang dijelaskan Profesor Jouni Valiijarvi, reformasi sekolah terpadu bukan hanya perubahan organisasi, juga filosofi baru pendidikan bagi sekolah – sekolah Finlandia (Valiijarvi, et al., 2007; Hautamaki, et al., 2008). Filosofi ini mencakup kepercayaan bahwa :

  • Semua siswa dapat belajar jika mereka diberi kesempatan dan dukungan yang tepat;
  • Pemahaman akan dan belajar melalui keragaman umat manusia adalah suatu tujuan penting pendidikan; dan
  • Sekolah seharusnya berfungsi sebagai demokrasi skala kecil seperti yang telah diyakini John Dewey berpuluh – puluh tahun sebelumnya

 

Sumber

1. Sahlberg, Pasi. (2014). Finnish Lessons, Mengajar lebih sedikit, belajar lebih banyak ala finlandia. Bandung: Kaifa

Kekuatan Globalisasi

Globalisasi

Globalisasi

Internasionalisasi telah membentuk Finlandia dan kehidupan rakyatnya sepanjang dua dekade terakhir ini. Keanggotaan di Uni Eropa dan peranan aktif di OECD telah meningkatkan mobilitas individu dan pertukaran kebijakan antara Finlandia dan dunia maju lainnya. Bagaimanapun, rakyat Finlandia tetap terpecah dalam menyikapi globalisasi. Banyak orang berpikir bahwa globalisasi membawa kepada penurunan peranan negara – negara dan hilangnya kedaulatan, sebagai hasil dari bangkitnya hegemoni global korporasi lintas – nasional dalam bidang keuangan, media, dan hiburan. Orang – orang lain berpendapat bahwa standarisasi ekonomi, kebijakan, dan kultur telah menjadi norma baru bagi korporasi dan bangsa yang kompetitif, sehingga mengecilkan kebiasaan dan tradisi bangsa Finlandia. Perubahan – perubahan pada kultur global juga berdampak pada kebijakan , praktik, dan kelembagaan pendidikan. Jelaslah bahwa tidak ada pandangan yang sederhana terhadap konsekuensi proses globalisasi pada kebijakan pendidikan.

“The mission of the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) is to promote policies that will improve the economic and social well-being of people around the world”.

Competition

Competition

 

 

1. Google Pict. Globalisasi (Accsess on October 01,2014)

2. Google Pict. Competition (Accsess on October 01,2014)

3. Anonim. (2014). About the OECD. http://www.oecd.org (Diakses tanggal 1 Oktober 2014)

4. Sahlberg, Pasi. (2014). Finnish Lessons, Mengajar lebih sedikit, belajar lebih banyak ala finlandia. Bandung: Kaifa

lifewithlilred

Life is better in red

Pecandu Senja

Belajarlah memahami sesuatu dari berbagai sudut pandang || Lapak share (random). Semoga Bermanfaat

Streets of Nuremberg

Street | Urban | Travel | Photography by Marcus Puschmann